Terasi adalah pasta udang fermentasi tradisional Indonesia yang biasa digunakan sebagai bumbu penyedap untuk meningkatkan cita rasa dalam masakan Indonesia. Bumbu ini berbentuk pasta berwarna hitam atau merah kecokelatan dan diproduksi melalui proses fermentasi. Produk ini memiliki karakteristik sensori yang khas dan dikenal dengan berbagai nama di negara-negara Asia.
Terasi telah ada sejak era pra-kolonial, yang mendahului periode sejarah kerajaan Cirebon dan Sunda yang berbasis di Jawa dan dipopulerkan oleh Pangeran Walangsungsang, atau Pangeran Cakrabuana, pendiri Kerajaan Cirebon (1430–1479). Terasi merupakan komoditas utama di Kerajaan Cirebon, yang digunakan sebagai upeti kepada Kerajaan Sunda Galuh. Produk ini sangat dikagumi, sehingga diberi nama “terasih”. Dalam bahasa Sunda, “asih” berarti mengagumi, dan awalan “ter” berarti paling. Terasi kemudian dikembangkan di banyak daerah di Indonesia, termasuk Belitung, Toboali, Lombok, dan Puger. Terasi juga dikenal dengan berbagai nama lain di negara-negara Asia, seperti Malaysia Belacan, Thai Kapi, Filipina Bagoong-alamang, Korea Saeu-jeot, dll.
Sejak zaman kuno, fermentasi telah digunakan untuk mengawetkan produk makanan, memperpanjang umur simpan makanan, dan meningkatkan rasa dan nilai gizinya. Produk udang yang difermentasi telah dikonsumsi sejak zaman kuno sebagai bumbu tertua dan telah diproduksi di seluruh dunia. Ikan atau udang planktonik (disebut rebon) di Indonesia diasinkan dan difermentasi untuk menghasilkan terasi. Terasi umumnya digunakan dalam masakan Indonesia sebagai penambah rasa atau dimasukkan ke dalam sambal terasi, saus cabai tradisional Indonesia.
Di seluruh negara Asia, produk terkait terasi ditemukan dengan nama yang berbeda. Bau, warna, dan teksturnya dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor, termasuk bahan-bahan tertentu, metode produksi, budaya makanan, dan preferensi konsumen, serta karakteristik iklim regional.
Terasi umumnya ditemukan di hampir semua rumah tangga Indonesia, dan konsumsi terasi harian berkisar antara 5 hingga 10 gram per orang. Selain sebagai penambah rasa, terasi juga biasanya ditambahkan ke saus cabai untuk menghasilkan sambal terasi . Sambal terasi banyak digunakan dalam hidangan sehari-hari di Indonesia, yaitu, makanan utama dengan nasi, sayuran, atau salad buah. Banyak restoran bahkan mempromosikan berbagai jenis sambal terasi. (oleh Irma Dwi Khasanah)